“Sangat penting agar dunia pendidikan kita dimulai dengan pendidikan kebencanaan, baik di radio maupun televisi dan langsung di sekolah-sekolah, berkumpul dalam satu wilayah, agar warga sekolah mengetahui dengan baik keadaannya jika terjadi banjir. longsor dll,” ujarnya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, pendidikan di Indonesia belum sesuai untuk pelaksanaan pendidikan kebencanaan, padahal banjir atau tanah longsor sering terjadi. Inilah sebabnya, menurut Jejen, penting bagi sekolah dan pemerintah untuk mengintegrasikan pendidikan ini ke dalam masyarakat.
Selain itu, pemerhati yang menerima gelar doktor dari Universitas Islam Nusantara Bandung itu mengingatkan pihak sekolah dan warga sekitar untuk memperbaiki saluran air dan parit di sekitar sekolah. Ini demi keselamatan guru dan siswa yang pergi ke sekolah.
“Anak-anak yang pergi ke sekolah membawa sepeda motor atau sepeda untuk dikendarai dengan hati-hati, karena jalan kita banyak lubang dan tertutup genangan air. Kalau perlu pakai angkutan umum. Anak-anak tetangga sekolah juga membawa jas hujan atau payung tentunya. " dia berkata. dia berkata
Jejen juga menyarankan agar sekolah atau madrasah menyiapkan kurikulum hibrida dalam kondisi tertentu dan tidak memaksa siswa atau guru untuk pergi ke sekolah jika kondisinya tidak memungkinkan.
“Ini berarti sekolah dan madrasah tidak boleh dipaksa untuk mengumpulkan anak secara langsung, karena kebijakan kami adalah bahwa kesehatan dan keselamatan siswa atau warga sekolah lebih penting daripada pendidikan itu sendiri. Siswa kami mungkin rumahnya kebanjiran atau penuh sesak, dll. ..lebih," katanya. lol
Juga diperlukan surat edaran dari pihak-pihak terkait mengenai pola pembelajaran dalam kondisi cuaca saat ini dan mengingat prinsip pendidikan selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan warga sekolah, daripada memaksa mereka datang ke sekolah.
Terkait kecelakaan di sebuah sekolah madrasah di Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (10/06), Jejen berharap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Menteri Agama bisa mengatur dana untuk perbaikan yang berdampak pada keselamatan sekolah. . sekolah mengancam warga.
“Tugas besar Mendikbud dan Menag setelah dua tahun, mungkin menyesuaikan dananya. Kemarin karena COVID-19, sekarang saya pikir itu renovasi sekolah. Ini bisa membahayakan keselamatan bahkan nyawa warga sekolah,” kata Jejen.*
Berita ini juga muncul di Antaranews.com dengan judul: Pengamat: Memulai pendidikan kebencanaan untuk sekolah itu penting.