Pendidikan Di Indonesia

Persoalan dunia pendidikan di Indonesia sangat menarik untuk dibahas, dalam hal ini ada beberapa poin yang penulis jelaskan. Penulis adalah seorang guru di kota terpencil, tetapi tidak menerima insentif untuk lingkungan yang kurang beruntung (seorang anak laki-laki, ya). Kepada Penulis Dalam artikel hari ini, ada beberapa poin penting yang ingin penulis sampaikan.

1. Masalah perubahan program.
Nah, inilah yang membuat penulis merasa butuh perjuangan untuk mengubah adegan tersebut. Dia bahkan harus menghadiri rapat dengar pendapat dengan anggota dewan karena kontroversi ini setiap menteri mengubah program sehingga lain kali harus dilakukan sesuai nama menteri, kata beberapa orang. Apakah perubahan itu wajar Bagi penulis, mengubah program itu sangat wajar. Jadi di sini pun penulis bingung mengapa hal ini kontroversial, jika Kemendikbud tidak mengerjakan ini atau di mana letak masalahnya.
2. Rancangan undang-undang tentang sistem pendidikan nasional
Ada masalah dengan penghapusan tunjangan profesi guru, itu masalahnya. Kok bisa jadi kontroversi ya, kadang penulis malah heran dengan masalah ini. Kecuali jika ada petisi yang diajukan untuk mendukung RUU Pendidikan Nasional. Bagaimana bisa? Bahwa yang baik dan yang buruk tidak boleh saling bertentangan, itu memang wajar jika kita berpegang teguh pada argumen kita. Misalnya, ada beberapa kekurangan dalam artikel ini, bukan?
Mari kita lihat sejarah saja, terutama di daerah yang penulis ajarkan. Kenapa di sini ya, tidak mungkin penulis melakukan ini di kota Medan, tanpa penulis mengetahui situasi di lapangan, argumen penulis tidak akan benar. Bagi penulis, permasalahan utama dalam dunia pendidikan adalah:
- Kurangnya budaya membaca
Nah masalah utamanya penulis juga ikut grup media sosial yang berhubungan dengan pendidikan baik itu Telegram atau Facebook dan juga grup WhatsApp sekarang dia melihat sering ada pertanyaan di grup ini dan itu saja ada jawabannya. . Dalam petunjuk teknis, kemudian ada yang menjawab dalam kelompok. Nampaknya bukan hanya siswa yang kurang memiliki budaya membaca, tetapi juga guru.

- Tidak ada perbaikan di bidang mereka dan mereka tidak terlalu peduli dengan kemajuan materi
Nah ini masalahnya, begitu penulis mengangkat isu update program, sepertinya tidak ada yang tertarik, kecuali Sambo Ferdi yang sekarang jarang update, yaitu background. Tentang kasing, dan semua perkembangan dalam kasing diingat. Jika itu pembaruan, itu masalah yang sama dengan akun artis lain. Nah, kalau UU Sisdiknas jadi viral hot topic, gurunya pasti baik-baik saja. Mari kita lihat sekeliling, termasuk diri kita sendiri, siapa di antara kita yang membaca buku saat istirahat?
- Saya tidak tahu siapa siswanya.
Setelah penulis melihat film dengan Donnie Yen, judulnya adalah Kakak (tidak ada pengantar, ya) jadi cerita ini tentang seorang mantan guru militer yang mengajar di sebuah sekolah. Jadi guru ini akan menjadi guru kelas di kelas yang sangat buruk, mungkin jika kata itu di kota kita, itu adalah kelas yang terpinggirkan. Jadi ada 5 siswa di kelas ini yang benar-benar nakal dan hampir dikeluarkan dari sekolah karena berkelahi dengan siswa lain, kan?

Ok jadi untuk mempelajari siswa, guru ini mengambil profil siswa, siapa mereka. Soalnya semua tertulis disana, termasuk hobinya, keluhannya, jadi penulis tidak mengerti saat menulis semua ini, karena filmnya tidak menjelaskan secara detail. Maka penulis bertanya mengapa hal ini tidak dilakukan di negara penulis. Nah, ketika penulis melihat, penulis membandingkannya dengan penulis, penulis ini tidak tahu siapa murid saya.

Akhirnya, mungkin ada bagian lain.
- Terimalah bahwa manajemen kelas adalah beban.

Seperti yang sering saya temukan, ini rumit dan sulit, dan saya merasa seperti saya tidak dapat membuat rencana pelajaran karena penulis naskah berpikir mereka akan fokus pada semua itu di awal. Ngapain coba RPP kalau praktek lapangannya beda, RPP tidak menjawab, hanya pengelolaan RPP. Penambahan karya merupakan pendapat penulis.
Sebenarnya tidak rumit, kita menulis RPP seperti yang kita pikirkan. Nah kalau RPP download dari internet susah banget, tapi kalau kita bikin sendiri nanti setelah belajar tentang RPP.


Lihat ilmu Sosbud lainnya

Berikan komentar