Apapun Model Pendidikan , Nilainya Tetap Al IslamKemuhammadiyahan



MUHAMADIA.OR.ID, YOYAKARTA. Muhammadiyah adalah pelopor dalam dunia pendidikan modern di Indonesia, seperti halnya Islam progresif, Muhammadiyah terus melindungi perintis ini.

Tidaklah cukup untuk membangun dan memelihara ratusan universitas "biasa". Muhammadiyah kembali merintis pengembangan model Perguruan Tinggi Jarak Pribadi (PTS PJJ) melalui Muhammadiyah Cyber ​​University (CyberMU).

Meski lembaga pendidikan masih sejalan dengan modernitas, menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Hadar Nashir, lembaga pendidikan di Muhammadiyah tidak lepas dari nilai-nilai intinya dalam model apapun. Tentunya sebagai gerakan Islam, nilai-nilai yang terkandung dalam setiap lembaga pendidikan adalah Al-Islam dan Kemuhammadikhan (AIK).

Menurut Heather, sosok ini akan menjadi jangkar yang dapat diandalkan melawan gelombang besar peradaban.

"Jiwa kita menjadi, orientasi tindakan kita, yang harus menjadi nilai agama dalam hidup kita, bagi kita Muslim adalah Islam," kata Khedar pada upacara pembukaan, Rabu (5 Oktober), Cybermu Virtual Campus.

Guru besar sosiologi ini menegaskan bahwa keberadaan lembaga pendidikan Muhammadiyah, dengan segala modelnya, merupakan keinginan alami untuk mengembangkan Islam sebagai nilai terpenting yang membimbing kehidupan manusia.

Nilai AIK yang menjadi landasan lembaga pendidikan Muhammadiyah akan membimbing individu dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah, menilai benar atau salah, pantas atau tidak pantas. Indikasi yang tepat dari pemilihannya hanya ditemukan dalam agama.

"Hingga akhir dunia ini agama masih penting, jadi jangan sampai dunia baru ini mengecilkan agama karena membawa nilai-nilai sekuler yang terlalu radikal." Dr. Hadar

Sebagai bangsa Indonesia, nilai-nilai tersebut harus sejalan dengan nilai-nilai luhur bangsa dan Pancasila. Nilai-nilai AIK yang progresif, nilai-nilai luhur bangsa dan kerjasama antara Pancasila diharapkan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan bangsa, menjadikan bangsa lebih beradab dan memajukan bangsa.

Selanjutnya, penanaman nilai-nilai dalam lembaga pendidikan Muhammadiyah diyakini dapat melindungi peradaban bangsa dari keterpurukan. Menurut pengamatannya, kematian suatu bangsa terjadi karena hilangnya nilai kehidupan manusia.

Khayder menjelaskan bahwa Islam tidak dipahami secara realistis di Muhammadiyah. Tapi hati-hati dari sudut pandang Bayan, Borkhan dan Irrfan. Pemahaman yang luas ini bertujuan untuk menghindari reduksionisme, prasangka dan pemahaman yang sempit.

“Artinya saat ini pun para abdi dalem terus belajar dan tidak berhenti pada pemikirannya. Mencerahkan alam semesta, mendidik, menyelamatkan nyawa,” ujarnya.

Seminar Internasional "Rush Model for Quantitative Research" 1 Program Pendidikan Biologi

Publicar un comentario (0)
Artículo Anterior Artículo Siguiente