Kualitas Pendidikan Yang Ditunjang Oleh Fasilitas

Kualitas Pendidikan Yang Ditunjang Oleh Fasilitas

Dalam pembelajaran global, kualitas pendidikan di sekolah tercermin dari keberhasilan yang dicapai dalam mencapai tujuan pendidikan. Mutu pendidikan yang sama juga mengacu pada tingkat kecerdasan dalam kehidupan berbangsa yang dapat dicapai melalui penyelenggaraan sistem pendidikan nasional. Di bidang ini, ada penekanan kuat pada kualitas pendidikan, karena lembaga adalah kunci untuk mencapai tidak hanya tujuan pendidikan tetapi juga tujuan khusus negara.

Banyak aspek yang sangat efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang ingin dicapai. Aspek peningkatan mutu pendidikan meliputi kompetensi guru, kedalaman materi dan ketersediaan struktur pendukung. Berdasarkan undang-undang tentang guru dan guru no. 14 Tahun 2005, serta Permendiknas n. 16 Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah n. 74 Tahun 2008, kriteria kompetensi guru adalah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang harus dimiliki, diperoleh, dan dikuasai. Verifikasi adalah seperangkat perilaku. guru dalam menjalankan fungsi profesionalnya.

Perlu juga dicatat bahwa konsep kedalaman isi sesuai dengan kekhususan konsep mata pelajaran yang harus dipelajari dan dikuasai siswa dalam proses pembelajaran. Terakhir, struktur pendukung yang tersedia di sekolah menjadi salah satu penghambat kualitas pendidikan. Struktur adalah segala sesuatu yang dapat memperlancar atau mempercepat terselenggaranya suatu kegiatan, yaitu struktur dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan atau memperlancar suatu kegiatan pendidikan. Aspek-aspek tersebut terutama saling berkaitan dan saling mendukung agar berhasil meningkatkan mutu pendidikan, pada hakekatnya mencapai tujuan utama pendidikan itu sendiri.

Di era modern ini, banyak masalah muncul dari masing-masing aspek tersebut di atas. Masalah yang sering ditemui dalam kegiatan belajar mengajar adalah ketidakmampuan siswa dalam memahami dan memahami apa yang dijelaskan oleh guru. Masalahnya juga diperparah oleh aspek lain (kedalaman materi).

Masalah muncul ketika siswa terlalu malas untuk mencari referensi bahan ajar dari sumber lain.Angka melek huruf di Indonesia rendah, sekitar 37,32%. Indonesia menempati peringkat 75 dari 85 negara yang gemar membaca, dengan hanya 1 dari 1.000 orang di Indonesia yang gemar membaca. Contoh masalah alam adalah kurangnya literasi di kalangan anak sekolah. Siswa cenderung percaya dan hanya mengandalkan materi yang diberikan oleh guru dan tidak ada usaha tambahan untuk mencari kelengkapan materi dari sumber lain. Dari permasalahan yang berkaitan dengan kedua aspek tersebut, terlihat bahwa tidak semua siswa memiliki pengetahuan umum.

Tidak hanya itu, permasalahan yang mempengaruhi kualitas pendidikan adalah struktur pendukung yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Sarana penunjang pendidikan seperti perpustakaan yang lengkap, sarana belajar (papan tulis atau fokus dan proyektor), lapangan olah raga, laboratorium (iptek, bahasa dan IT), ruang kelas, ruang kelas, ruang kelas TU dan koperasi tidak dapat ditempati. Yang terbaik di setiap distrik dan bahkan di distrik dari sekolah ke sekolah. Tersedianya sumber daya pedagogik yang sesuai dari segi kuantitas, kualitas dan kebutuhan yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan guru baik sebagai pengajar maupun proses belajar mengajar sebagai siswa (Mulyasa, 2003).

Masalah yang disebabkan oleh perangkat pendukung ini juga tidak disebabkan oleh satu kondisi. Selain kelangkaan dan keragaman fasilitas pendidikan yang tersedia di daerah terpencil, penambahan fasilitas tersebut juga menimbulkan kerugian lain. Misalnya, dana disediakan untuk pemeliharaan struktur dan struktur pendukung.

Dukungan keuangan untuk kesempatan pendidikan yang memadai tidak benar-benar adil, tetapi cukup tepat waktu. Perbedaan ini terlihat jelas di daerah sekitar pulau Jawa dan di Indonesia bagian timur. Kemungkinan dukungan di Indonesia Timur adalah bukti nyata bahwa sistem pendanaan dukungan ini tidak adil, adil dan cukup cepat.

Selanjutnya masalah pengelolaan dan pemeliharaan sarana merupakan kendala yang juga terjadi di lingkungan pendidikan. Ketika fasilitas yang memadai dan berkualitas tersedia, tampaknya sulit untuk memelihara dan mengelola semua aspek lingkungan sekolah untuk penggunaan jangka panjang.

Masalah ini ada di sekolah-sekolah kota besar. Barang berkualitas jarang dipakai. Sebutkan contoh laboratorium dan perpustakaan! Siswa dan guru cenderung memaksimalkan kelas tanpa berusaha mengeksplorasi keterampilan melalui penawaran yang ada seperti perpustakaan atau lokakarya. Memang sangat disayangkan karena fasilitas dasar yang tersedia dapat menunjang pendidikan yang berkualitas dengan harapan tercapainya tujuan pendidikan.

Jika dilihat dari kualitas pendidikan dan lembaga yang mendukungnya, lembaga sebenarnya dapat berkontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan. Kenyamanan belajar siswa dapat ditingkatkan tidak hanya melalui materi, tetapi juga melalui kemungkinan sekolah. Contoh sederhana seperti meja dan kursi kelas. Kualitas meja dan kursi tentunya mendorong siswa untuk lebih memperhatikan dan nyaman dalam lingkungan belajar. Bisa juga dibayangkan bahwa belajar di kursi yang tidak stabil dan meja yang bolong tentunya akan menghambat proses belajar. Siswa harus dapat tetap dalam posisi duduk yang stabil tetapi beradaptasi dengan situasi, dan siswa harus dapat menulis dengan lancar tetapi dibatasi oleh posisi dasbor.


Lihat lebih banyak tentang humaniora

untuk menulis komentar