Halo teman kuliah! Pada tahun 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengubah kebijakan penyelenggaraan ujian nasional dalam sistem penilaian nasional. Tahap ini merupakan bentuk penilaian sistem pendidikan yang menitikberatkan pada keterampilan literasi, numerasi, dan kepribadian, serta penilaian terhadap keadaan lingkungan pendidikan yang mendukung pembelajaran yang efektif.
Selain itu, dalam rangkaian pelatihan gratis kesembilan belas, Kementerian Dalam Negeri juga meluncurkan rapor. Laporan tersebut merupakan wadah yang menyajikan hasil penilaian nasional dan data lain yang terkait dengan hasil belajar satuan mata kuliah secara terintegrasi. Platform ini dirancang bagi lembaga pendidikan dan pemerintah daerah untuk mengidentifikasi masalah pendidikan di lembaga pendidikan dan menjadi bahan pemikiran untuk mengembangkan program peningkatan pendidikan yang lebih akurat dan berbasis data.
Namun, masih banyak masyarakat yang belum memahami maksud dan tujuan dari program penilaian sistem pendidikan ini. Ada beberapa hal yang perlu diluruskan agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang penilaian nasional maupun laporannya.
Hasil penilaian nasional termasuk di antara data yang disajikan dalam laporan. Data tersebut menunjukkan bahwa dalam rangka meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan, perlu dilakukan pembenahan dan peningkatan dinas pendidikan maupun dinas pendidikan.
Oleh karena itu, hasil penilaian nasional pada awalnya tidak dimaksudkan untuk menghukum, sekaligus mencari tahu siapa yang menjadi kambing hitam kualitas pendidikan saat ini. Data yang diberikan memang harus dijadikan acuan untuk menyelaraskan dan meningkatkan pelayanan pendidikan agar kualitas pendidikan semakin meningkat.
Selama ini banyak yang beranggapan bahwa warna merah atau kuning pada rapor merupakan peringatan bagi dinas pendidikan dan juga dinas pendidikan. Tampaknya Dinas Diklat dan Dinas Pendidikan perlu dievaluasi karena hasil pelaporan yang kurang baik. Warna-warna ini sebenarnya berguna untuk memvisualisasikan hasil agar lebih mudah membaca blok pembelajaran dan tabel pelajaran.
Kesalahan di sini adalah melihat dari perspektif penilaian daripada refleksi diri. Dengan hasil yang perlu perbaikan pada rapor, hal ini dapat membantu bagian pelatihan maupun bagian pendidikan menemukan akar masalahnya. Jika akar masalahnya ditemukan, maka pemecahan masalah juga akan lebih mudah.
Ketika mempertimbangkan ujian nasional, hasilnya terkadang dibandingkan dengan sesuatu. Itu terlihat seperti alun-alun bergengsi antara sekolah atau distrik. Oleh karena itu, mentalitas ini harus diubah dalam penilaian nasional.
Hasil yang diperoleh selama penilaian nasional dan hasil yang disajikan dalam buletin pendidikan tidak sebanding. Namun hasil yang baik di unit atau wilayah lain bisa menjadi contoh unit atau wilayah yang rapornya belum bagus.
Lantas apa yang harus dilakukan Depdiknas dan Depdiknas berdasarkan hasil penilaian nasional?
“Buletin Pendidikan” menyajikan berbagai data tentang permasalahan yang dihadapi satuan pendidikan dan daerah. Dengan data ini, dinas pendidikan dan pelatihan dapat menemukan akar masalahnya, yang juga perlu dipikirkan dan diselesaikan.
Dengan mengidentifikasi akar masalah, Departemen Pendidikan dan Departemen Pendidikan dapat merefleksikan hasil, pemerataan, dan proses pembelajaran di sekolah dan kabupaten mereka.
Sebagaimana dijelaskan di atas, Laporan Nasional Pendidikan dan Penilaian ini merupakan sistem pemeringkatan yang dirancang untuk mencerminkan kualitas pendidikan serta kualitas untuk meningkatkannya. Oleh karena itu, data yang disajikan dalam Buletin Pendidikan harus didiskusikan secara konstruktif dengan para pemangku kepentingan di sektor pendidikan. Dialog antara Kepala Dinas dan Dinas Pendidikan dengan Kepala Dinas dan Dinas Pendidikan untuk berbagi best practice dan bersama-sama mengembangkan program dan kebijakan merupakan upaya sinergis untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Padahal, penilaian nasional, serta penyusunan laporan, adalah program yang dirancang bukan untuk penilaian, tetapi untuk refleksi diri dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Pada saat yang sama, diharapkan lembaga pendidikan, provinsi, pemerintah pusat, serta masyarakat dapat bekerja sama untuk meningkatkan kualitas serta layanan pendidikan di tanah air.
Penulis: Manajer Web Administrasi Perguruan Tinggi
Referensi. Merdeka Learning Episode 19: Pameran Buletin Pendidikan Indonesia